Struktur Molekuler Tulang
Tulang manusia dan hewan sama-sama terdiri
atas kolagen, molekul protein
yang
besar, yang merupakan 90% elemen organik tulang. Molekul-molekul kolagen membentuk
serabut-serabut elastik pada tulang tapi pada tulang dewasa, kolagen mengeras
karena terisi bahan anorganik hydroxyapatite. Kristal-kristal mineral ini dalam
bentuk calcium phosphate mengisi matriks kolagen. Serabut-serabut protein dan
mineral ini membuat tulang memiliki dua sifat, yaitu melunak seperti karet bila
mineral anorganiknya rusak atau mengeras (bila direndam dalam larutanasam);
atau retak dan hancur bila kolagen/organiknya rusak (bila direbus/dipanasi).
(Indriati,2004)
Histologi dan Metabolisme
Tulang Histologi adalah studi
jaringan pada tingkat mikroskopik. Tulang imatur dan matur berbeda strukturnya.
Tulang imatur lebih primitif dalam istilah evolusi phylogenetiknya, berupa
jaringan ikat yang kasar dan seperti jala kolagen, polanya random dan tidak
teratur orientasinya. Tulang imatur lebih banyak memiliki osteocyte, biasanya
terdapat pada tulang yang menderita tumor, pada penyembuhan fraktur dan pada
rangka embrionik.Tulang kompakta tidak bisa diberi nutrisi melalui difusi
permukaan pembuluh-pembuluh darah, sehingga memerlukan sistem Haversi. Tulang
trabekular lebih porus dan menerima nutrisi dari pembuluh darah di sekitar
ruang sumsum. Tulang dewasa baik yang kompakta maupun trabekular secara
histologis adalah tulang lamela. (Indriati, 2004)
Pemeriksaan makroskopik potongan
melintang tulang kompakta umumnya menunjukkan 4 sampai dengan 8 cincin
konsentris yang dinamakan
lamella haversi. Pemeriksaan setiap lamella
menunjukkan tumpukan paralel serabut kolagen. Serabut kolagen pada lamela
berikutnya berorientasi ke arah yang berbeda. Perbedaan arah serabut-serabut
kolagen ini menambah kekuatan struktur tulang. (Indriati, 2004)
Setiap batang potongan melintang
tulang kompakta lamelar disebut sistem
Haversi atau osteon berukuran 0,3 mm
diameternya dan 3-5 mm panjangnya. Inti sistem Haversi adalah kanal Haversi
dimana darah, limfe dan serabut saraf lewat. Kanal-kanal kecil tambahan disebut
kanal-kanal Volkmann membelah jaringan tulang secara oblique pada sudut runcing
di permukaan periosteal dan endosteal untuk menghubungka n kanal-kanal Haversi,
membentuk jaringan yang menyuplai darah dan limfe ke sel-sel tulang panjang.
(Indriati, 2004)
Lubang-lubang kecil di dalam setiap
lamela disebut lacunae. Setiap lacunae mempunyai sel-sel tulang disebut osteocyte.
Nutrisi ditransport ke sel-sel ini melalui kanalikuli. Osteoblast adalah sel-sel
tulang yang berfungsi untuk membentuk,sintesis dan deposit materi tulang,
biasanya terkonsentrasi di bawah periosteum. Osteoblast membuat osteoid,
matriks organik tak terkalsifikasi yang kaya kolagen.Kalsifikasi tulang terjadi
sebagai kristal-kr istal hydroxyapatite, komponen anorganik tulang. Ketika
osteoblast dikelilingi matriks tulang, disebut osteocyte, sel-sel yang terletak
di dalam lacunae dan bertanggung jawab memelihara tulang. (Indriati, 2004)
Osteoklas bertugas mereabsorbsi
tulang. Pembentukan kembali atau remodeling tulang terjadi pada tingkat seluler
dimana osteoklas mereabsorbsi jaringan tulang dan osteoblast membangun jaringan
tulang
Pertumbuhan Tulang
Osteogenesis atau osifikasi terjadi
pada dua lokasi: intramembraneous (contohnya pada tulang frontal dan parietal)
dan endochondral (contohnya pada tulang iga, vertebra, basis cranii, tulang
tangan dan kaki)., dimana osifikasinya melalui fase kartilago. Pertumbuhan
tulang meluas dari lokasi penetrasi awal, yang menjadi foramen nutrisi.
Membrana tipis bernama perichondriummengelilingi kartilago pada tulang panjang.
Osteoblast di bawah perichondrium pada tulang panjang fetus mulai mendeposit
tulang di sekitar bagian luar batang kartilago. Sekali hal ini terjadi, membran
ini disebut periosteum, jaringa n ikat
berserabut yang mendeposit tulang selapis demi selapis. Diameter tulang panjang
meningkat, dan osteoklas pada permukaan endosteal mereabsorbsi tulang sedangkan
osteoblas pada periosteum mendeposit tulang. Proses pertumbuhan pada tulang
melebar (diametrik) tulang panjang ini disebut pertumbuhan aposisional. (Indriati,
2004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semua pesan dimoderasi, mohon menuliskan komentar dengan bahasa yang sopan dan isi komentar berhubungan dengan topik yang diposting. Kami akan merespons dengan segera